Dalam sejarah Islam, banyak tokoh yang menjadi teladan bagi umat. Di antara yang paling mulia adalah istri pertama Rasulullah ﷺ, yaitu Khadijah binti Khuwailid radhiyallahu ‘anha. Beliau mendapat gelar Ummul Mukminin (ibunda orang-orang beriman) dan termasuk wanita yang dijamin masuk surga. Keteguhan iman, pengorbanan harta, serta dukungan penuh kepada Rasulullah ﷺ menjadikan Khadijah sosok teladan sepanjang zaman.
Kisah Singkat Khadijah
Khadijah lahir dari keluarga terpandang Quraisy, dikenal sebagai wanita yang suci, cerdas, dan terhormat. Karena akhlaknya yang mulia, masyarakat menjulukinya dengan sebutan “Ath-Thahirah” (wanita yang suci).
Beliau adalah seorang pedagang sukses. Kecerdasannya dalam mengelola perdagangan membuat hartanya melimpah. Saat mendengar tentang kejujuran dan amanah seorang pemuda bernama Muhammad ﷺ, ia mempercayakan perniagaannya untuk dikelola oleh beliau. Kejujuran dan keberkahan usaha Nabi ﷺ membuat Khadijah semakin yakin dengan kemuliaan akhlaknya.
Akhirnya, Khadijah meminang Muhammad ﷺ dan menikah dengan beliau pada usia 40 tahun, sementara Rasulullah ﷺ berusia 25 tahun. Pernikahan mereka dipenuhi cinta, ketenangan, dan keberkahan. Dari Khadijah, Rasulullah ﷺ dikaruniai putra-putri, di antaranya Fatimah az-Zahra radhiyallahu ‘anha.
Kisah paling bersejarah adalah ketika Rasulullah ﷺ menerima wahyu pertama di gua Hira. Dalam keadaan takut dan gemetar, beliau pulang menemui Khadijah. Dengan penuh kasih sayang, Khadijah menenangkan hatinya dan meneguhkan imannya. Bahkan, ia segera membawa Rasulullah ﷺ menemui Waraqah bin Naufal, seorang alim ahli kitab, yang membenarkan kenabian beliau. Dari sinilah Islam mulai berkembang dengan dukungan penuh dari Khadijah.
Keutamaan Khadijah
Rasulullah ﷺ tidak pernah melupakan jasa Khadijah. Dalam sebuah hadits, beliau bersabda:
“Sebaik-baik wanita penghuni surga adalah Maryam binti Imran dan Khadijah binti Khuwailid.”
(HR. Ahmad, Tirmidzi, dan Al-Hakim – shahih)
Teladan dari Khadijah radhiyallahu ‘anha
1. Keimanan yang Kokoh
Khadijah adalah orang pertama yang beriman kepada Rasulullah ﷺ ketika beliau menerima wahyu. Tanpa ragu, beliau langsung membenarkan kenabian suaminya.
Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan Muhajirin dan Anshar serta orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada-Nya…
(QS. At-Taubah: 100)
2. Dukungan Moral kepada Rasulullah ﷺ
Ketika Rasulullah ﷺ pulang dari gua Hira, Khadijah berkata:
Sekali-kali tidak! Demi Allah, Allah tidak akan menghinakan engkau. Sesungguhnya engkau menyambung silaturahmi, menanggung orang yang lemah, memberi orang yang tidak punya, memuliakan tamu, dan menolong orang yang berada di jalan kebenaran.
(HR. Bukhari dan Muslim)
3. Pengorbanan Harta dan Jiwa
Khadijah menyerahkan seluruh hartanya untuk perjuangan Islam, bahkan rela hidup menderita bersama kaum muslimin ketika mengalami pemboikotan di Syi’b Abu Thalib.
Rasulullah ﷺ bersabda:
Dia beriman kepadaku ketika orang-orang mengingkariku. Dia membenarkanku ketika orang-orang mendustakanku. Dia membantuku dengan hartanya ketika orang-orang menghalangiku. Dan Allah menganugerahiku anak darinya, bukan dari wanita-wanita lain.
(HR. Ahmad, Hakim, dan Thabrani – hasan)
4. Kesetiaan dan Kasih Sayang
Rasulullah ﷺ selalu mengenang kebaikan Khadijah, bahkan setelah wafatnya.
Aku tidak pernah cemburu kepada seorang istri Nabi ﷺ seperti cemburuku kepada Khadijah. Padahal aku tidak pernah melihatnya. Akan tetapi Rasulullah ﷺ sering menyebutnya, bahkan terkadang beliau menyembelih kambing, lalu mengirimkan dagingnya kepada sahabat-sahabat Khadijah.
(HR. Bukhari dan Muslim)
Penutup
Khadijah radhiyallahu ‘anha adalah teladan dalam iman, kesetiaan, pengorbanan, dan keteguhan hati. Dari beliau kita belajar bahwa mendukung perjuangan Islam bukan hanya dengan lisan, tetapi juga dengan harta, jiwa, dan kasih sayang.
Semoga Allah ﷻ menjadikan kita termasuk orang-orang yang mampu meneladani keteguhan iman Khadijah radhiyallahu ‘anha dan mendapatkan ridha-Nya.