Dalam sejarah peradaban Islam, terdapat seorang perempuan sekaligus seorang ibu yang memiliki pemikiran kritis dan cerdas. Tutur katanya fasih dan tindak-tanduknya cekatan sehingga diperhitungkan oleh kaum pria. Seorang muslimah pemberani yang mampu menewaskan seorang musyrik demi membela Islam. Sosok tersebut adalah sahabat wanita bernama Shafiyyah binti Abdul Muthalib.
Beliau memiliki nama lengkap Shafiyyah binti Abdul Muththalib bin Hisyam bin Abdi Manaf bin Qushay bin Kilab Al Quraisyiyah Al Hasyimiyah. Shafiyyah merupakan saudara kandung Hamzah bin Abdul Muthalib yang bergelar Singa Allah. Ia juga merupakan ibu kandung dari Zubair bin Awwam. Sejak kecil, Shafiyyah tumbuh di rumah kakek Rasulullah ﷺ, Abdul Muthalib, seorang tokoh terpandang dan mulia.
Masuk Islam
Meskipun bukan termasuk golongan As-Sabiqunal Awwalun, Shafiyyah termasuk orang-orang yang awal masuk Islam. Beliau mengikuti perintah Rasulullah ﷺ untuk berhijrah ke Madinah. Ia meninggalkan segala kenangan indah dan kejayaannya selama di Mekkah, berhijrah berbekal iman kepada Allah dan Rasul-Nya.
Peran Shafiyyah dalam Perang
Perang Uhud (3 H)
Shafiyyah berperan dalam mengobati para pejuang yang terluka. Saat kaum Muslimin kocar-kacir karena mengabaikan perintah Rasulullah ﷺ, beliau tampil gagah berani mengibaskan tombak di tangannya, bahkan hendak memukulkannya ke wajah orang-orang yang mundur. Sambil berteriak beliau berkata:
Apakah kalian hendak meninggalkan Rasulullah ﷺ?
Setelah perang usai, Shafiyyah berdiri di depan jenazah saudaranya yang gugur sebagai syahid, Hamzah bin Abdul Muthalib. Melihat keadaan saudaranya yang mengenaskan, beliau beristighfar dan berkata lirih:
Ini semua demi jihad fii sabilillah. Aku rela dengan ketetapan Allah. Demi Allah aku akan bersabar dan menahan diri, semoga Dia menguatkan diriku…
Perang Khandaq (5 H)
Ketika kaum Yahudi Bani Qurayzhah berkhianat, ada sekelompok musuh yang ingin menyerang benteng tempat para wanita muslimin. Shafiyyah melihat seorang Yahudi berusaha memata-matai, lalu ia mengambil tongkat dan memukulnya hingga tewas.
Shafiyyah meminta seorang pemuda untuk menguliti jasad musuh itu, namun ia enggan. Maka Shafiyyah sendiri yang melakukannya agar musuh gentar dan tidak berani mendekat.
Teladan dari Shafiyyah binti Abdul Muthalib
Dari perjalanan hidup Shafiyyah binti Abdul Muthalib, kita belajar bahwa keberanian, keteguhan hati, dan kecerdasan bukan hanya milik para lelaki di medan perjuangan. Beliau menunjukkan bahwa perempuan juga memiliki peran penting dalam:
- Menegakkan kebenaran
- Menjaga keluarga
- Memberi keteladanan iman
Kesabarannya menghadapi musibah, keteguhannya dalam mendidik putra yang kelak menjadi salah satu pahlawan Islam, serta keberaniannya membela kaum Muslimin di saat genting menjadi bukti nyata bahwa perempuan mampu berperan aktif sekaligus menjaga kehormatan dirinya.
Dalam konteks masa kini, kisah Shafiyyah memberi inspirasi bagi perempuan untuk berani mengambil peran positif di tengah masyarakat: mendidik generasi, menjaga nilai moral, serta bersikap tegas dalam membela kebenaran dan keadilan. Seperti halnya Shafiyyah yang menguatkan kaum Muslimin di saat sulit, perempuan hari ini juga memiliki peluang besar untuk menjadi sumber kekuatan keluarga dan komunitas dengan ilmu, ketabahan, serta keberanian menolak ketidakadilan.
Referensi
- Rif’ani, Nur Kholish. Kisah-Kisah Wanita Super Inspiratif. Yogyakarta: Semesta Hikmah, 2014.
- al-Basya, Abdurrahman Raf’at. Sosok Para Sahabat Nabi. Jakarta: Qisthi Press, 2005.